Selasa, 30 Agustus 2016

Asal Usul Hantu Kolong Wewe / Wewe Gombel

cerita-seram-horror.blogspot.com - Kolong Wewe atau Wewe Gomble adalah roh wanita yang dipercaya meninggal bunuh diri. Dia mengakhiri hidupnya setelah membunuh suaminya. Sebelumnya dia dikejar-kejar warga akibat perbuatannya tersebut. Pembunuhan itu dia lakukan karena memergoki suaminya selingkuh dengan perempuan lain.

ASAL USUL WEWE GOMBEL


Konon katanya, sang suami selingkuh karena istrinya tidak dapat memberikan keturunan. Karena tidak bisa mempunyai anak, ia dibenci oleh suaminya dan dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel.

Setelah mati bunuh diri, kemudian dia menjadi hantu wewe gombel. Setidaknya cerita itu ditulis dalam buku: 666 Misteri Paling Heboh: Indonesia & Dunia, yang ditulis Tim Pustaka Horor.

Baca juga : URBAND LEGEND :: POCONG

Dalam penuturuan masyarakat, hantu wewe gombel juga diceritakan sering menculik anak kecil yang sedang bermasalah dengan orangtuanya. Dia menculik anak kecil dan menyembunyikannya. Kemudian wewe gombel menakut-nakuti orang tuanya. Setelah orang tuanya sadar bahwa apa yang dia lakukan pada anaknya salah, baru wewe gombel akan melepaskannya. Bukankah perbuatan wewe gombel ini bisa dibilang baik bukan? :D

Asal Usul wEWE GOMBEL ada 2 Versi , dsb :

1. Asal usul wewe gombel ini konon berasal dari daerah 'Bukit Gombel' di Semarang, Jawa Tengah. Beberapa orang mempercayai bahwa daerah itu merupakan wilayah kerajaan hantu. Peristiwa kemunculan wewe gombel ini terjadi di wilayah Semen, Wonogiri dan Klaten, Jawa Tengah.

Ciri khas dari wewe gombel atau kolong wewe ini memiliki payudara atau buah dadanya yang besar, menjuntai seperti buah pepaya. Mitos lain mengatakan bahwa anak-anak yang diculik oleh wewe gombel akan di beri makan tai, tokai, atau kita sebut saja dengan kotoran manusia (eek). Dia akan menyuapi anak-anak tersebut secara paksa.

CERITA SERAM | ASAL USUL WEWE GOMBEL

Terkadang juga anak-anak yang diculik akan melihat kotoran manusia terlihat seperti makanan lezat yang paling ia sukai. Tujuannya memberikan kotoran manusia tersebut adalah membuat anak menjadi bisu agar tidak bisa menceritakan apa yang telah ia alami ataupun bentuk dari wewe gombel yang menyeramkan tersebut.

Cerita hantu wewe gombel ini juga sering digunakan oleh orangtua untuk menakut-nakuti anak agar tidak keluyuran keluar rumah sendirian.

"awas jangan keluar sendirian nanti digondol (dicuri) wewe gombel" , mendengar ancaman seperti itu si anak biasanya takut.

Untuk dapat menemukan anak yang dicuri oleh wewe gombel, caranya dengan keliling rumah atau kampung sambil menabuh tampah (nampan besar terbuat dari anyaman bambu), sambil bernyanyi "blek-blek ting, blek-blek ting (menyebut nama anak yang hilang) muncula atau keluarlah," dinyanyikan sambil keliling rumah atau kampung tujuh kali. Kemudian sang anak akan muncul dengan sendirinya.

2. BAGI masyarakat yang ada di pedesaan, hantu wewe gombel tidak asing lagi. Dalam budaya Jawa, wewe diistilahkan hantu yang mirip manusia, sangat mengerikan dengan taring, baju compang-camping dan rambut serta kuku panjang tidak terawat. Biasanya wewe gombel (gombel istilah dari baju yang sangat jelek), melakukan aksinya pada saat menjelang Maghrib. Orang yang diculik wewe gombel tidak tahu, karena wewe gombel merubah dirinya menjadi saudara atau kakak, adik, orang tua dan siapa saja yang dikenal si korban.

Wewe gombel akan mengajak korban jalan-jalan, kemudian ditempatkan di tempat tinggalnya, bisa di selokan, pinggir sungai, makam, pohon-pohon yang rimbun dan sebagainya. Wewe gombel di tahun 1980 sangat melekat di benak penduduk Gesing Purworejo Jawa Tengah, banyak sudah korban-korban penculikan. Menjelang sore hari, warga Gesing khususnya anak-anak dilarang keluar dari rumah, guna menghindari penculikan wewe gombel.

Penulis mencoba mengungkap kembali apa yang terjadi di tahun itu, kebetulan penulis ikut membantu mencari seorang anak bernama Mulyani yang diculik wewe gombel. Pada waktu itu sekitar pukul 21.00, seoarang anak hilang. Biasanya anak yang benama Mulyani ini, sore menjelang malam sudah bekumpul bersama keluarga, tetapi saat itu tidak ada. Akhirnya keluarga korban melapor pada RT setempat, menurut orang pintar yang ada di desa itu, Mulyani dibawa sejenis roh jahat yaitu wewe.

Atas petunjuk orang pintar tersebut, diadakan pencarian, pada waktu itu penulis ikut pula membantu bersama warga, mencari keberadaan Mulyani. Syarat mencari orang yang diculik wewe adalah dengan cara membawa peralatan dapur, bisa wajan, ember, piring, gelas, mangkok dan lain-lainnya. Peralatan itu dipukul seiring dalam pencarian korban. Memang suasana menjadi ramai, akan tetapi suara itu juga menimbulkan rasa merinding, karena korban bersama hantu wewe. Menurut ceritera, wewe sangat takut mendengar bunyi-bunyian dari peralatan dapur, kemudian wewe akan lari menjauh dari suara itu. Tentunya harapan penduduk, dengan perginya wewe, korban akan ditinggalkan.

Setelah sekian lama mencari, Mulyani ditemukan di atas pohon beringin yang sangat rimbun. Kondisi korban tidak bisa berbicara, baju yang dipakai sudah diganti dengan kain yang sangat kumal, rumput kering menempel di sekujur badannya.

Setelah Mulyani diberi minum, barulah dapat berbicara. Dia berceritera bahwa pada waktu mandi didatangi ibunya untuk diajak jalan-jalan, mengunjungi tempat-tempat yang ramai, setelah itu tidak ingat lagi. Tentunya penduduk Gesing sudah tidak asing lagi dengan kejadian seperti ini, karena hantu wewe melakukan penculikan dengan cara yang sama, membawa korban, merubah dirinya menjadi saudara, kemudian membuat korban tidak sadar atau linglung. Untuk itu diperlukan kewaspadaan dalam menjaga anak, di antaranya melarang anak main pada saat menjelang senja, mandi sendiri di luar rumah, ke tempat-tempat yang tidak lazim, misal pantai, sungai, tempat sampah dan sebagainya.



1 komentar: